1. Pendidik menstimulasi anak untuk mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan anak mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui:
Pendidik menanamkan nilai-nilai keagamaan/keimanan melalui dialog, dongeng, cerita baik dengan alat maupun tanpa alat, dan/atau membaca buku cerita (story telling).
Pendidik mengenalkan makhluk ciptaan Tuhan (manusia/matahari/bulan/ bintang/pelangi) dan mengenalkan benda hasil karya manusia (rumah/meja/sepatu/makanan).
Pendidik memberikan contoh perilaku baik sesuai dengan nilai agama terhadap manusia sebagai ciptaan Tuhan YME.
Pendidik memberikan contoh perilaku baik terhadap makhluk ciptaan Tuhan YME melalui kegiatan memelihara tanaman dan kegiatan menyayangi binatang.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pada tahapan fairy tale stage (3-6 tahun) menjelang realistic stage (7-12 tahun) Pendidik menanamkan nilai-nilai keagamaan/keimanan melalui dialog, dongeng, cerita imajiner baik dengan alat maupun tanpa alat, dan/atau membaca buku cerita (story telling) dalam proses pembelajaran.
Sikap/perilaku anak mengenal Tuhan YME melalui dialog, dongeng, cerita.
Pendidik saat mengenalkan makhluk ciptaan Tuhan (manusia/matahari/ bulan/ bintang/ pelangi) dan mengenalkan benda hasil karya manusia (rumah/meja/sepatu/ makanan) dalam proses pembelajaran.
Respon/tanggapan anak ketika Pendidik/orang dewasa menanyakan siapa yang menciptakan manusia/matahari/ bulan/ bintang/ pelangi/langit dan benda hasil karya manusia.
Pendidik saat memberikan contoh perilaku baik sesuai dengan nilai agama terhadap manusia sebagai ciptaan Tuhan YME, misalnya melalui dialog, mendongeng, bercerita baik dengan alat maupun tanpa alat, membaca buku cerita (story telling) dalam proses pembelajaran.
Sikap dan perilaku baik anak sesuai dengan nilai agama terhadap manusia sebagai ciptaan Tuhan YME dalam berbagai aktivitas seperti mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih, memohon maaf.
Pendidik saat memberikan contoh perilaku baik terhadap makhluk ciptaan Tuhan YME melalui kegiatan memelihara tanaman dan kegiatan menyayangi binatang.
Sikap dan perilaku baik anak terhadap makhluk ciptaan Tuhan YME seperti menyiram tanaman/memberi makan binatang.
2. Pendidik menstimulasi anak untuk mempraktikkan ibadah sesuai agama/keyakinan yang dianut.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi anak untuk melakukan praktik ibadah sesuai agama/keyakinan yang dianut, melalui:
Pendidik menstimulasi anak untuk dapat mengucapkan do’a sesuai dengan agamanya.
Pendidik menstimulasi anak untuk mengucapkan salam/ membalas salam kepada teman/Pendidik/orangtua/orang lain.
Pendidik menstimulasi anak untuk dapat menirukan praktik ibadah sesuai agamanya.
Pendidik mengenalkan tempat ibadah sesuai agama anak.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Saat Pendidik memberikan contoh mengucapkan doa kepada anak melalui bacaan langsung atau memperdengarkan doa-doa sesuai dengan agamanya.
Respon/tanggapan anak ketika Pendidik/orang dewasa meminta anak mengucapkan do’a.
Pendidik memberikan contoh mengucapkan salam/membalas salam kepada teman/Pendidik/orang tua/orang lain.
Respon/Tanggapan anak ketika mendapatkan ucapan salam.
Pendidik memberi stimulasi dan contoh praktik ibadah tertentu sesuai agama anak.
Respon/tanggapan anak ketika Pendidik/orang dewasa meminta anak mempraktikan ibadah tertentu sesuai agamanya.
Pendidik memfasilitasi anak untuk mengenal tempat ibadah (melalui kunjungan langsung atau melalui foto/video).
Respon/tanggapan anak ketika dikenalkan tempat ibadah (melalui kunjungan langsung atau melalui foto/video).
3. Pendidik menstimulasi anak dalam pembiasaan untuk berperilaku terpuji/berbudi luhur.
Indikator pembelajaran terkait pembiasaan anak berperilaku terpuji/berbudi luhur, antara lain melalui :
Pendidik membiasakan anak untuk menghormati orang yang lebih tua.
Pendidik membiasakan anak untuk bersikap jujur.
Pendidik menstimulasi anak untuk menolong orang lain.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik membiasakan anak menghormati orang yang lebih tua melalui contoh langsung, dialog, dongeng, cerita baik dengan alat maupun tanpa alat, membaca buku cerita/story telling.
Respon/tanggapan anak saat berinteraksi dengan Pendidik atau orang yang lebih tua.
Pendidik membiasakan anak untuk bersikap jujur untuk: mengatakan apa adanya jika berbicara (tidak berbohong); mengambil sesuai jatah/haknya jika ada pembagian sesuatu (pembagian permen); anak menceritakan apa yang dia lakukan; anak menyatakan perasaannya; mengakui salah jika ternyata melakukan kesalahan.
Respon/tanggapan anak ketika diminta mengambil sesuai jatah/haknya jika ada pembagian sesuatu (pembagian permen).
Pendidik menstimulasi anak untuk menolong orang lain: membantu teman yang kesulitan/ membutuhkan pertolongan; turut serta pada kegiatan bere-beres saat selesai bermain; bersedia membantu Pendidik/temannya yang sedang kesulitan; bersedia menunda/menghentikan permainannya ketika ada temannya yang tiba-tiba menemui musibah (misalnya jatuh, terpeleset, sakit); sabar menunggu giliran.
Respon/tanggapan ketika melihat teman atau orang sekitarnya perlu pertolongan.
4. Pendidik menstimulasi anak untuk menunjukkan kemampuan motorik kasar.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak, antara lain:
Berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, skipping (lompat tali), dan lain-lain.
Menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, dan lain-lain.
Memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain-lain.
Melempar, menangkap, menendang, memukul dan lain-lain.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi motorik kasar anak melalui: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, skipping (lompat tali), dan lain-lain; menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, dan lain-lain; memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain-lain; melempar, menangkap, menendang, memukul dan lain-lain.
Kemampuan motorik kasar anak yang ditunjukkan dengan: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, skipping (lompat tali), dan lain-lain; menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, dan lain-lain; memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain-lain; melempar, menangkap, menendang, memukul dan lain-lain.
5. Pendidik menstimulasi anak untuk menunjukkan kemampuan motorik halus.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak, antara lain:
Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
Mencoret-coret/menggambar/melukis.
Menyusun balok/puzzle/benda lainnya.
Meremas/membentuk/menggunting/merobek.
Menggunakan alat tulis.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi motorik halus anak melalui: memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya; mencoret-coret/menggambar/melukis; menyusun balok/puzzle/benda lainnya; meremas/membentuk/menggunting/merobek; menggunakan alat tulis dengan luwes dan tepat (posisi jempol, telunjuk dan jari tengah menggenggam pensil).
Kemampuan motorik halus anak yang ditunjukkan dengan: memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya; mencoret-coret/menggambar/melukis; menyusun balok/puzzle/benda lainnya; meremas/membentuk/menggunting/merobek; menggunakan alat tulis dengan luwes dan tepat (posisi jempol, telunjuk dan jari tengah menggenggam pensil).
6. Pendidik menstimulasi anak untuk mengenal dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Indikator pembelajaran terkait pengenalan dan pembiasaan hidup bersih dan sehat adalah anak terbiasa untuk:
Mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun.
Menggosok gigi dan memotong kuku.
Menaruh sampah pada tempatnya.
Membersihkan lingkungan setelah bermain.
Standar penanganan covid-19.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun; menggosok gigi dan memotong kuku; menaruh sampah pada tempatnya; membersihkan lingkungan setelah bermain; menggunakan masker/face shields, menjaga jarak aman, menutup mulut saat bersin/batuk, selalu mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer.
Anak terbiasa melakukan PHBS dengan cara: mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun; menggosok gigi dan memotong kuku; menaruh sampah pada tempatnya; membersihkan lingkungan setelah bermain; menggunakan masker/face shields, menjaga jarak aman, menutup mulut saat bersin/batuk, selalu mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer.
7. Satuan pendidikan mengupayakan keamanan anak dan lingkungan.
Indikator satuan pendidikan dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan antara lain:
Memastikan satuan pendidikan menerapkan standar dan prosedur keselamatan anak.
Melakukan safety talk (mengkampanyekan prosedur kesalamatan dan keamanan) secara berkala kepada peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.
Mengadakan emergency drills (praktik menghadapi keadaan darurat) secara berkala.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik dan/atau tenaga kependidikan menerapkan standar dan prosedur keamanan dan keselamatan anak, seperti waspada terhadap orang tidak dikenal, melindungi anggota tubuh yang sensitif, menghindari diri dari benda berbahaya.
Pendidik dan/atau tenaga kependidikan melakukan safety talk (mengkampanyekan prosedur kesalamatan dan keamanan) secara berkala kepada peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.
Pendidik dan/atau tenaga kependidikan melakukan emergency drills (praktik menghadapi keadaan darurat) secara berkala.
8. Pendidik menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah:
Menstimulasi anak agar bisa mengidentifikasi masalah yang dihadapi sesuai dengan tingkat usia.
Menstimulasi anak untuk mencari solusi masalah yang dihadapi.
Memberikan dukungan (scaffolding) kepada anak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Memberikan penghargaan kepada anak apabila masalah sudah terpecahkan.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pengamatan terhadap Pendidik:
Pendidik menstimulasi kemampuan mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak sesuai dengan tingkat usia melalui berbagai kegiatan main sesuai dengan ide anak (contoh: mengapa bangunanku selalu jatuh kalau sudah tinggi?).
Pendidik menstimulasi kemampuan anak untuk mencari solusi melalui berbagai kegiatan main (contoh: coba ditambah dengan balok yang lebih kecil ukurannya).
Pendidik memberikan dukungan (scaffolding) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui penguatan dalam bentuk pertanyaan, pernyataan, atau bentuk lain yang relevan (contoh: Jika sudah tegak boleh ditambah kembali baloknya.).
Pendidik memberikan penghargaan kepada anak dalam bentuk memberi jempol/tepuk tangan/apresiasi lain yang relevan.
Pengamatan terhadap anak:
Kemampuan anak untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah (contoh: membagi 1 kue kepada 3 temannya, membuat bangunan dari alat dan bahan yang ada di sekitarnya).
9. Pendidik menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir logis, kritis dan kreatif.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir logis, kritis dan kreatif sesuai dengan tingkat usia antara lain:
Memahami persamaan.
Memahami perbedaan.
Memahami konsep menghubungkan.
Mengklasifikasi berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna.
Memahami konsep sebab-akibat.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif sesuai dengan tingkat usia berdasarkan contoh konkret melalui:
Pemahaman persamaan dan perbedaan.
Pemahaman konsep menghubungkan.
Pengklasifikasian berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna.
Pemahaman konsep sebab-akibat
Kemampuan anak berpikir logis, kritis dan kreatif yang ditunjukkan dengan: memahami persamaan; memahami perbedaan; memahami konsep menghubungkan; mengklasifikasi berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna; memahami konsep sebab-akibat.
10. Pendidik menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir simbolis.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir simbolis sesuai dengan tingkat usia antara lain:
Mengenal konsep bilangan dan/atau huruf.
Menyebutkan dan menggunakan konsep bilangan dan/atau huruf.
Mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya.
Mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi kemampuan berpikir simbolis sesuai dengan tingkat usia berdasarkan contoh konkret melalui:
Pengenalan konsep bilangan dan/atau huruf.
Memotivasi anak untuk menyebutkan dan menggunakan konsep bilangan dan/atau huruf.
Memotivasi anak untuk mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya.
Memotivasi anak untuk mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya.
Kemampuan anak berpikir simbolis yang ditunjukan dengan: Mengenal konsep bilangan dan/atau huruf; Menyebutkan dan menggunakan konsep bilangan dan/atau huruf; Mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya; Mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya.
11. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran agar anak memahami bahasa reseptif.
Indikator pembelajaran dalam memahami bahasa reseptif (menyimak) antara lain melalui:
Cerita sederhana
Pertanyaan sederhana
Pernyataan sederhana
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi keterampilan menyimak pada anak, melalui: bercerita, tanya jawab, menyampaikan pernyataan melalui kegiatan main.
Anak menjawab pertanyaan Pendidik, memberikan tanggapan atas pernyataan Pendidik (sesuai tingkat usia anak melalui kegiatan main).
12. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran dalam menstimuliasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif).
Indikator pembelajaran dalam mengungkapkan bahasa ekspresif antara lain melalui:
Bertanya/menjawab pertanyaan.
Berkomunikasi secara lisan.
Bercerita/menceritakan kembali yang diketahui.
Mengekspresikan perasaan/ide/keinginan dalam bentuk coretan/tulisan.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi keterampilan mengungkapkan bahasa pada anak, melalui: tanya jawab, dialog (komunikasi lisan), bercerita/menceritakan kembali yang diketahui, mengekspresikan perasaan/ide/keinginan melalui kegiatan main.
Anak bertanya tentang berbagai hal, berdialog, bercerita/menceritakan kembali yang diketahui, mengekspresikan perasaan/ide/keinginan (sesuai tingkat usia anak melalui kegiatan main).
13. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis).
Indikator pembelajaran keaksaraan antara lain melalui:
Mengamati/memegang/menyentuh bahan bacaan dalam bentuk gambar/tulisan cetak maupun non cetak.
Kegiatan pra membaca dengan berbagai media (alat dan bahan) sesuai dengan tingkat usia melalui bermain.
Kegiatan pra menulis dengan berbagai alat dan bahan sesuai dengan tingkat usia melalui bermain.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi keterampilan keaksaraan anak dengan menyediakan dan menggunakan bahan bacaan dalam bentuk gambar/tulisan baik cetak maupun non cetak; membacakan buku setiap hari kepada anak; mengajak anak untuk mengenal bentuk huruf-huruf besar dan huruf kecil, bunyi huruf-huruf vokal dan konsonan melalui berbagai media (alat dan bahan); mengajak anak untuk menuliskan huruf/kata melalui berbagai alat dan bahan melalui kegiatan bermain sesuai dengan tingkat usia serta merawat buku dengan baik.
Anak membolak-balikkan halaman buku, membawa buku kesayangannya, pura-pura membaca, membaca gambar, mengenali huruf-huruf pada namanya, menuliskan huruf/kata melalui berbagai alat dan bahan melalui kegiatan bermain sesuai dengan tingkat usia serta merawat buku dengan baik.
14. Kemampuan Pendidik untuk menstimulasi anak dalam mengendalikan diri.
Indikator pembelajaran dalam menstimulasi anak mengendalikan diri, antara lain:
Kebiasaan antri.
Disiplin.
Bertanggungjawab.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi kebiasaan antri, disiplin dan bertanggungjawab kepada anak, melalui kegiatan main sambil belajar.
Anak terbiasa melaksanakan:
Kebiasaan antri: jika masuk ke ruang kelas tidak berebut saling mendahului; jika mendapatkan pembagian sesuatu dari Pendidik mengikuti sesuai urutan/gilirannya; jika akan bertanya sesuatu kepada Pendidik atau teman mengikuti urutan mana yang lebih dahulu mengacungkan tangan (tidak berebut); jika mau keluar melalui pintu memberi kesempatan kepada teman yang lebih dahulu berdiri atau berjalan.
Disiplin: terbiasa menaruh tas/sepatu pada tempatnya; terbiasa merapikan permainannya setelah selesai bermain; selalu cuci tangan setelah selasai bermain/ makan/mengerjakan sesuatu; terbiasa menaruh/membuang sampah pada tempat sampah; terbiasa menutup pintu jika masuk ke kamar kecil/toilet; terbiasa menyiram closet jika selesai buang air kecil/besar.
Bertanggungjawab: anak menuntaskan kegiatan main yang telah dipilih sesuai dengan tingkat usia; anak mematuhi aturan bermain (anak merapikan kembali alat permainannya setelah selesai bermain).
15. Pendidik menstimulasi anak untuk berperilaku prososial.
Indikator pembelajaran terkait perilaku prososial anak antara lain:
Peduli teman/lingkungannya.
Tolong menolong.
Bekerjasama.
Main bergantian.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi anak untuk berperilaku prososial melalui pembiasaan peduli teman/lingkungan, tolong menolong, bekerjasama, main bergantian.
Anak terbiasa melaksanakan:
Peduli teman/lingkungannya: respon anak ketika ada temannya yang bersedih; respon anak ketika ada temannya yang tidak kebagian APE; respon anak ketika ada alat main yang berceceran di lantai; respon anak ketika mereka mengetahui kran air kamar mandi lupa tidak dimatikan.
Tolong menolong: respon anak ketika ada temannya meminta pertolongan; perilaku membantu teman lain ketika anak sedang kerja kelompok.
Bekerjasama: perilaku anak-anak ketika melakukan kegiatan bersama, bekerjasama dalam tim.
Main bergantian: perilaku anak terhadap temannya dalam menggunakan alat dan bahan main; perilaku anak untuk berbagi kesempatan dengan temannya (saling mengalah).
16. Pendidik menstimulasi anak untuk mengenal dan mencintai negara melalui simbol dan lambang negara.
Indikator pembelajaran anak dalam mengenal dan mencintai negara melalui simbol dan lambang negara meliputi:
Bendera negara (Sang Merah Putih).
Garuda Pancasila.
Lagu kebangsaan dan/atau lagu Nasional.
Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi anak untuk mengenal dan mencintai negara melalui simbol dan lambang negara yang meliputi Bendera negara (Sang Merah Putih); Garuda Pancasila; Lagu kebangsaan dan/atau lagu Nasional; Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
Anak mengenal simbol dan lambang negara yang meliputi Bendera negara (Sang Merah Putih); Garuda Pancasila; Lagu kebangsaan dan/atau lagu Nasional; Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
17. Pendidik menstimulasi anak untuk mengenal keragaman budaya daerah.
Indikator pembelajaran anak dalam mengenal keragaman budaya daerah meliputi antara lain:
Bahasa daerah.
Lagu-lagu daerah.
Tarian daerah.
Pakaian daerah.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi anak untuk mengenal keragaman budaya daerah meliputi bahasa daerah, lagu-lagu daerah, tarian daerah dan pakaian daerah.
Anak mengenal keragaman budaya daerah meliputi bahasa daerah, lagu-lagu daerah, tarian daerah dan pakaian daerah.
18. Pemanfaatan sumber belajar berbasis potensi lingkungan sekitar (ruangan, bahan, alat, serta sumber lainnya).
Indikator pembelajaran terkait pemanfaatan sumber belajar berbasis potensi lingkungan sekitar antara lain adalah:
Menggunakan ruangan atau tempat di lingkungan sekitar sebagi sumber belajar.
Memanfaatkan mahluk hidup di lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
Memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar untuk sumber belajar.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik memfasilitasi anak untuk memanfaatkan sumber belajar berbasis potensi lingkungan sekitar antara lain:
Memfasilitasi ruangan atau tempat di lingkungan sekitar sebagi sumber belajar (seperti lapangan, toko/warung, pasar, tempat ibadah).
Memfasilitasi mahluk hidup di lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (seperti tanaman, binatang).
Memfasilitasi bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar untuk sumber belajar (seperti daun, ranting, batu, pasir, bunga, buah).
Anak memanfaatkan sumber belajar berbasis potensi lingkungan sekitar seperti: ruangan atau tempat di lingkungan sekitar sebagi sumber belajar (seperti lapangan, toko/warung, pasar, tempat ibadah); mahluk hidup di lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (seperti tanaman, binatang); bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar untuk sumber belajar (seperti daun, ranting, batu, pasir, bunga, buah).
19. Pendidik menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat anak.
Indikator pembelajaran terkait penyediaan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat anak antara lain:
Tersedianya berbagai pilihan kegiatan bermain yang memfasilitasi kemerdekaan anak untuk belajar.
Tersedianya berbagai pilihan kegiatan bermain yang terkait dengan konteks lingkungan.
Tersedianya berbagai pilihan kegiatan bermain yang mengandung tiga jenis main.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik memfasilitasi penyediaan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat anak antara lain:
Yang memfasilitasi kemerdekaan anak untuk belajar (memungkinkan anak memilih kegiatan sesuai dengan minatnya).
Yang terkait dengan konteks lingkungan (kemaritiman, pertanian, industri).
Yang mengandung tiga jenis main (main sensori motor, main peran dan main pembangunan).
Anak memilih berbagai kegiatan bermain sesuai dengan minatnya.
20. Pendidik memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Indikator pembelajaran terkait kegiatan yang dilakukan dengan pendekatan saintifik ditandai dengan Pendidik mengajak anak-anak untuk:
Mengamati benda/gambar/foto/video terkait pengetahuan yang akan disampaikan.
Bertanya terkait pengetahuan yang akan dikenalkan.
Mengumpulkan informasi menggunakan berbagai media terkait dengan pengetahuan yang akan dikenalkan.
Mengasosiasikan pengetahuan melalui berbagai kegiatan main anak.
Mengomunikasikan pengetahuan melalui berbagai kegiatan main anak.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik memfasilitasi pendekatan saintifik sesuai dengan tingkat usia anak yang ditandai oleh antara lain:
Mengajak anak untuk mengamati benda/gambar/foto/video terkait pengetahuan yang akan disampaikan.
Memotivasi anak untuk bertanya terkait pengetahuan yang akan dikenalkan.
Memfasilitasi anak untuk mengumpulkan informasi menggunakan berbagai media terkait dengan pengetahuan yang akan dikenalkan.
Mendorong anak untuk mengasosiasikan pengetahuan melalui berbagai kegiatan main anak.
Mendorong dan memfasilitasi anak untuk mengomunikasikan pengetahuan melalui berbagai kegiatan main anak.
Anak mengeksplorasi kegiatan main dengan pendekatan saintifik sesuai dengan tingkat usia.
21. Pendidik menstimulasi anak agar dapat berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan.
Indikator pembelajaran terkait kegiatan menstimulasi anak agar dapat berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan antara lain melalui:
Membuat karya yang dibuat sendiri oleh anak sesuai ide/minatnya menggunakan alat dan bahan.
Membuat karya yang dibuat bersama dengan temannya.
Kebebasan memanfaatkan alat dan bahan yang ada disekitarnya untuk membuat karya.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik menstimulasi anak agar dapat berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan (tanah liat, daun, ranting, batu, kerang, benang, kain, balok, kayu, bambu, dan lain lain) antara lain melalui:
Memfasilitasi alat dan bahan agar anak dapat membuat karya sesuai ide dan minatnya.
Mendorong anak untuk membuat karya bersama dengan temannya.
Memfasilitasi adanya kebebasan memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitarnya untuk membuat karya.
Anak membuat/memiliki karya sesuai dengan ide dan minatnya baik secara individual/kelompok dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di sekitarnya.
22. Pendidik memberikan dukungan ( scaffolding ) pada anak saat melakukan kegiatan.
Indikator pembelajaran terkait dukungan kegiatan (scaffolding ) pada anak saat melakukan kegiatan antara lain melalui:
Menata alat/bahan untuk menstimulasi pemikiran, keingintahuan, eksplorasi, dan percakapan anak.
Memberikan inspirasi awal sebelum anak bermain melalui buku, benda asli, miniatur, video, gambar, dan lain-lain sesuai tema dan kegiatan.
Memberikan dukungan, penguatan, dan perluasan ide pada saat anak melakukan kegiatan.
Memberikan kebebasan dan otonomi kepada anak untuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan menentukan sendiri kegiatan yang akan dilakukan oleh anak.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya:
Pendidik memfasilitasi dukungan (scaffolding) pada anak saat melakukan kegiatan antara lain melalui:
Menata alat/bahan untuk menstimulasi pemikiran, keingintahuan, eksplorasi, dan percakapan anak.
Menginspirasi awal sebelum anak bermain melalui buku, benda asli, miniatur, video, gambar, dan lain-lain sesuai tema dan kegiatan.
Memberikan dukungan, penguatan, dan perluasan ide melalui pertanyaan terbuka pada saat anak melakukan kegiatan.
Memberikan kebebasan dan otonomi kepada anak untuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan menentukan sendiri kegiatan yang akan dilakukan oleh anak.
Anak merespon dukungan (scaffolding) yang diberikan oleh Pendidik sebagaimana tersebut di atas.
23. Satuan pendidikan memfasilitasi layanan belajar yang inovatif.
Indikator satuan pendidikan dalam memfasilitasi layanan belajar yang inovatif antara lain melalui:
Inovasi model atau metode pembelajaran.
Mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal.
Memanfaatkan media belajar berbasis IT dan digital.
Menjadi tempat pelatihan/workshop/observasi/studi banding/pengembangan model/riset PAUD baik diadakan mandiri, kerjasama maupun pemerintah.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya mengenai fasilitasi layanan belajar inovatif (ada konsep nilai tambah berbasis kearifan dan budaya lokal) yang dilakukan Satuan pendidikan, antara lain melalui:
Inovasi model atau metode pembelajaran.
Mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal.
Memanfaatkan media belajar berbasis IT dan digital.
Menjadi tempat pelatihan/workshop/observasi/studi banding/pengembangan model/riset PAUD baik diadakan mandiri, kerjasama maupun pemerintah.
24. Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran.
Indikator pembelajaran terkait dukungan orangtua dapat dibuktikan dengan indikator:
Membantu program sekolah melalui persatuan orangtua murid.
Adanya media komunikasi antara satuan pendidikan dengan orangtua.
Kerjasama satuan PAUD dengan orangtua.
Menjadi narasumber/Pendidik pendamping di kelas anak.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya mengenai kerjasama Satuan pendidikan dengan orangtua dalam berbagai kegiatan, antara lain:
Membentuk POMG/komite/forum orangtua untuk menjadi media komunikasi antara orangtua dan satuan pendidikan.
Adanya komunikasi dua arah melalui berbagai media (contoh: buku penghubung, Whatsapp Group, Facebook).
Melaksanakan program sekolah seperti berenang, makan bersama, field trip.
Menjadi narasumber/Pendidik pendamping di kelas anak.
25. Satuan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Indikator satuan pendidikan dalam memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain melalui melalui:
Diskusi internal dan berbagi praktik baik dalam lingkungan satuan PAUD.
Pelatihan/magang/observasi atas inisiatif masing-masing Pendidik baik internal maupun eksternal atau tugas dari yg berwenang.
Memastikan adanya pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi pendidik/tenaga kependidikan.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya mengenai fasilitasi satuan pendidikan terhadap pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain melalui melalui:
Memfasilitasi diskusi internal dan berbagi praktik baik dalam pembelajaran.
Memfasilitasi pelatihan/magang/ observasi atas inisiatif masing-masing Pendidik baik internal maupun eksternal atau tugas dari yg berwenang.
Memfasilitasi adanya pelatihan/magang/ observasi/studi banding untuk peningkatan wawasan secara berkala.
26. Satuan pendidikan mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup Sehat.
Indikator satuan pendidikan dalam memfasilitasi pengenalan/pembiasaan perilaku hidup sehat, antara lain melalui melalui:
Pengenalan makanan sehat bergizi seimbang.
Membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup.
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun.
Membiasakan berkegiatan di luar kelas pada pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari.
Mengamati secara langsung maupun melalui foto/video/dokumen lainnya mengenai fasilitasi satuan pendidikan dalam pengenalan/pembiasaan perilaku hidup sehat, antara lain melalui melalui:
Pengenalan makanan sehat bergizi seimbang (contoh: makan bersama makanan sehat).
Membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup (contoh: menyediakan air minum di satuan PAUD).
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun (contoh: Satuan PAUD menyediakan air bersih dan sabun).
Membiasakan berkegiatan di luar kelas pada pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari (contoh: senam bersama, jalan sehat, permainan tradisional yang menggerakkan badan).