Inovator :
Kusmiasih, S.Pd.SD.
SD Negeri 3 Sokong
Pelaksanaan Observasi Kinerja Guru Berbasis Coaching adalah kegiatan sistematis untuk melihat secara langsung bagaimana guru mengajar di kelas, termasuk dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menilai efektivitas pengajaran dan memberikan umpan balik serta proses pendampingan yang bersifat kolaboratif, reflektif, dan mendukung pertumbuhan profesional guru secara terbuka dan setara untuk mengidentifikasi kekuatan dan area yang bisa ditingkatkan, menyusun rencana aksi atau strategi pengembangan diri, meningkatkan kesadaran diri guru tentang praktik pembelajarannya.
Dasar Hukum Inovasi
Peraturan Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Nomor 7607/B.B1/Hk.03/2023 tentang Petunjuk TeknisĀ Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah bahwa dalam rangka optimalisasi kinerja Guru dan Kepala Sekolah yang sejalan dengan transformasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diperlukan transformasi pengelolaan kinerja Guru dan Kepala Sekolah untuk pencapaian tujuan dan sasaran kinerja pada satuan Pendidikan.
Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah tentang tugas Kepala Sekolah dalam melakukan supervisi akademik dan coaching guru dengan pendekatan yang mendukung pengembangan kompetensi, salah satunya melalui coaching.
Permasalahan
Masih ada guru yang belum terbuka terkait kesulitan yang dihadapi pada waktu proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Guru merasa kurang dalam melakukan refleksi setelah proses pembelajaran atau guru kesulitan dalam menganalisis praktek mengajar.
Keterbatasan kompetensi guru dalam menerapkan metode pembelajaran efektif dan strategi pembelajaran yang inovatif.
Isu Strategis
Budaya kolaboratif dan komunikasi yang belum berkembang optimal di lingkungan sekolah, kurangnya wadah atau forum yang aman dan mendukung untuk berbagi tantangan serta pengalaman antar guru., adanya persepsi negatif atau rasa takut terhadap penilaian saat mengakui kekurangan dalam mengajar.
Belum terbentuknya budaya refleksi sebagai bagian dari profesionalisme guru, kurangnya pelatihan atau fasilitasi mengenai teknik refleksi dan analisis pembelajaran, tidak tersedianya waktu khusus atau sistematis untuk melakukan refleksi pasca pembelajaran.
Minimnya pengembangan profesional yang berkelanjutan dan kontekstual, terbatasnya akses terhadap sumber belajar, pelatihan, atau komunitas praktik terkait strategi pembelajaran inovatif, rendahnya integrasi teknologi dan pendekatan pedagogi baru dalam pembelajaran sehari-hari.
Metode Pembaharuan
Metode pembaharuan dalam pelaksanaan observasi berbasis coaching yang awalnya hanya diberi informasi teknis observasi, tidak ada diskusi awal tentang tujuan dan fokus observasi, persiapan guru cenderung formalitas dan kadang guru bisa merasa tertekan atau dinilai sebab kepala sekolah mencatat kekurangan dan kelebihan guru dan guru cenderung pasif, tidak memahami kriteria yang diamati, hasil observasi langsung disampaikan dalam bentuk evaluasi dan lebih banyak penilaian satu arah, guru hanya menerima umpan balik tanpa banyak ruang untuk berefleksi atau diskusi terbuka. Setelah pelaksanaan observasi berbasis coaching kita melaksanakan pra observasi percakapan awal untuk menentukan focus observasi dan ditekankan pada pengembangan bukan penilaian. Selama observasi pengamat mencatat praktik guru sesuai dengan fokus yang telah disepakati, Observasi bersifat objektif, tidak menghakimi, lebih pada mengumpulkan data. Sesudah observasi melakukan refleksi Bersama guru diajak untuk menganalisis kekuatan dan area pengembangan. Kepala sekolah sebagai coach menggali kesadaran guru untuk rencana aksi pengembangan professional berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dan coach memberikan dukungan dan tindak lanjut.
Keunggulan dan Kebaharuan
Keunggulan
Pelaksanaan observasi berbasis coaching dapat meningkatkan kesadaran refleksi guru, membangun hubungan professional yang setara, focus pada pengembangan bukan penilaian, mendorong pembelajaran berkelanjutan, lebih personal dan kontekstual, meningkatkan motivasi dan rasa memiliki.
Kebaharuan
Adanya sesi pra dan pasca observasi sebagai ruang dialog terbuka, Menggunakan pendekatan tanya jawab reflektif, peran observer sebagai fasilitator pengembangan bukan evaluator, menggunakan coaching yang sistematis, dapat dijalankan oleh sesame guru ( peer coaching )
Tahapan Inovasi
Perencanaan dan sosialisasi
Menyusun rencana pelaksanaan observasi berbasis coaching.
Sosialisasi kepada guru terkait tujuan, manfaat, dan perbedaan coaching dibanding observasi konvensional.
Menyepakati jadwal dan mekanisme observasi yang fleksibel dan bersifat mendukung, bukan menghakimi.
Sesi Pra-Observasi
Pertemuan antara guru dan coach (kepala sekolah atau rekan sejawat).
Menentukan fokus observasi yang relevan dengan kebutuhan guru (misalnya: interaksi dengan siswa, pemanfaatan media, strategi pembelajaran aktif, dll).
Membangun kepercayaan dan harapan bersama bahwa proses ini bertujuan untuk pertumbuhan profesional.
Observasi Kelas
Coach mengamati pembelajaran secara langsung sesuai dengan fokus yang disepakati.
Observasi dilakukan dengan sikap netral dan mencatat data obyektif, bukan penilaian subjektif.
Alat bantu: lembar observasi fokus, rekaman video, atau catatan naratif.
Sesi Pasca-Observasi
Refleksi bersama dalam suasana santai dan terbuka.
Coach menggunakan pertanyaan reflektif.
Guru diajak untuk menyimpulkan kekuatan dan peluang perbaikan secara mandiri.
Bersama-sama menyusun rencana aksi atau strategi perbaikan yang realistis.
Tindak Lanjut dan Monitoring
Coach memberikan dukungan lanjutan melalui coaching berikutnya, kunjungan kelas tambahan, atau pendampingan informal.
GuruĀ diminta membuat jurnal refleksi atau log perkembangan.
Hasil coaching bisa menjadi dasar untuk pengembangan profesional guru secara berkelanjutan.