Inovator:
Nuning Mulyani, S.Ag.
SMP Negeri 1 Pemenang
Menuntut ilmu dalam ajaran Islam adalah kewajiban,karena apapun yang ingin kita capai baik saat hidup didunia maupun diakhirat harus dengan ilmu pengetahuan.Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tersebut setiap orang akan menjalani berbagai macam proses dan jalur. Salah satunya adalah melalui proses pendidikan di sekolah. Karena begitu pentingnya ilmu maka akan menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia untuk memperoleh Pendidikan,dan merupakan keharusan bagi semua pihak untuk mendukung terlaksanannya program Pendidikan tersebut dalam situasi yang kondusif ataupun dalam situasi darurat pendidikan harus tetap dilaksanakan. Dalam pelaksanaanya pendidikan adalah upaya terus menerus dan tidak pernah berhenti yang harus dilaksanakan, baik itu oleh seorang individu maupun institusi. Walaupun disadari betul bahwa pendidikan ini merupakan proses yang panjang dengan modal dan pengorbanan yang besar disertai dengan kesabaran yang tinggi. Namun setiap individu maupun institusi selalu menjadikan pendidikan ini sebagai suatu keharusan yang diterima oleh semua pihak.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh jenjang dan proses Pendidikan yang pernah dilalui. Kualitas sumber daya manusia menyangkut kemampuan manusia baik secara individual maupun secara kolektif untuk bertahan hidup di tengah tuntutan kebutuhan dan ancaman persaingan dari individu dan komunitas manusia lainnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Fungsi pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha menuju terwujudnya visi pendidikan nasional tersebut diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dalam rangka ini pula diberlakukan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Departemen Agama, 2005: 3).
Seperti dijelaskan oleh Ali (2004: 1), inti proses pendidikan secara formal adalah mengajar, sedangkan inti proses pengajaran adalah peserta didik belajar. Oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar, sehingga peristilahan kependidikan kita dikenal ungkapan Proses Belajar Mengajar (PBM) atau proses pembelajaran.
Menurut Sudjana (2005: 1) ada tiga veriabel utama yang saling berkaitan dengan strategi pembelajaran di sekolah. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan pembelajaran atau proses belajar mengajar.
Proses pembelajaran dapat dirancang tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran, melainkan mencakup interaksi dengan semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil yang bermakna.
Peserta didik dipandang dalam kegiatan pembelajaran sebagai individu dan sosial. Setiap peserta didik memilki perbedaan minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style). Peserta didik tertentu mungkin lebih mudah belajar dengan cara mendengar dan membaca, sedangkan peserta didik lain dengan cara melihat, dan peserta didik yang lainnya lagi belajar dengan cara melakukan (learning by doing). Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik (Sutrisno, 2005: 63).
Muhammad (1981: 8) mengatakan bahwa setelah guru memikirkan bahan pelajaran, hendaklah ia memikirkan cara menyampaikan bahan ke dalam pikiran peserta didik, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, dan keadaan peserta didik. Guru harus memikirkan metode yang paling baik untuk menyusun materi pembelajaran, dan bahan pembelajaran sebagai mata rantai yang sambung-menyambung.
Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Kerangka pemikiran demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap peserta didik secara individual. Peserta didik sebagai individu memliki perbedaan sebagaimana disebutkan di atas. Pemahaman ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan peserta didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan mengajar.
Membangkitkan kembali minat belajar peserta didik pascabencana dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti diperlukan strategi yang tepat dan cocok. Salah satu strategi yang diterapkan di SMP Negeri 1 PEMENANG khususnya dalam pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah pembelajaran kelompok bergerak model pentas opera religi. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengaktifkan kemampuan peserta didik memberikan berbagai alternatif jawaban dari suatu persolan pada suatu materi pelajaran (Hamid, 2014: 227). Sehingga peserta didik akan berminat memunculkan semua kemampuan yang ia miliki. Peserta didik akan sangat percaya diri untuk melibatkan dirinya lebih aktif dalam pembelajaran. Apabila sebagian besar peserta didik sudah mengoptimalkan potensi yang ia miliki maka akan tercipta pembelajaran kondusif dan aktif yang menggambarkan peran dominan peserta didik dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran kelompok bergerak dengan menggunakan model opera religi menguntungkan bagi peserta didik, karena dengan kegiatan pembelajaran ini setiap siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Pandangan yang menyatakan semua peserta didik dapat belajar dengan minat yang baik juga akan mempunyai imbas pada pandangan bahwa guru dapat mengajar dengan baik.
Pembelajaran kelompok bergerak model pentas opera religi pada dasarnya akan menjadikan peserta didik memiliki kemampuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, mengecilkan perbedaan peserta didik super aktif dengan peserta didik normal.Pembelajaran kelompok bergerak model opera religi menjadikan peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran, sehingga di dalam kelas tidak terjadi peserta didik super aktif akan mencapai semua tujuan pembelajaran sedang peserta didik yang normal mencapai sebagian tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pegalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan diskuasai peserta didik.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis di lapangan, diperoleh gambaran bahwa penerapan strategi pembelajaran kooperatif kelompok bergerak model opera religi sangatlah cocok untuk diterapkan pada kondisi darurat pascagempa, dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti agar proses kegiatan belajar mengajar lebih mengarah kepada meninggkatnya minat peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin aktif peserta didik bertanya, menjawab, bahkan mengajukan ide-ide baru yang ada dalam pemikiran mereka. Untuk lebih efektif tercapainya kondisi tersebut perlu dukungan berupa sarana dan prasarana yang memadai, proses pembelajaran berlangsung secara continuitas dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran.
Tujuan Inovasi :
Tujuan Umum
Meningkatkan minat belajar PAI dan Budi Pekerti pada peserta didik kelas IX.2 semester ganjil SMP Negeri 1 Pemenang Tahun Pelajaran 2024/202
Tujuan Khusus
Meningkatkan minat belajar PAI dan Budi Pekerti melalui pembelajaran Pentas opera religi pada peserta didik kelas IX.2 semester ganjil SMP Negeri 1 Pemenang Tahun Pelajaran 2024/2025.
Manfaat Inovasi:
Manfaat bagi peserta didik
Melalui penerapan best practics ini diharapkan peserta didik akan lebih berminat dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti , di samping itu peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang berpariasi serta berperan aktif disaat KBM.
Manfaat bagi guru
Dari hasil penerapan best practics ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung bagi guru-guru yang terlibat untuk memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan model pembelajaran yang menarik perhatian siswa, tidak monoton dan meningkatkan kwalitas sekolah.
Hasil Inovasi:
Melaksananya Pembelajaran Berdiferensiasi yang berpusat pada peserta didik dan pembejalan yang bermakna