Setelah mempelajari alur percakapan coaching TIRTA sebelumnya, mari kita belajar contoh spesifik penggunaan alur TIRTA di setiap jenis percakapan coaching. 4 percakapan ini dapat dipakai di percakapan dalam tahap pendampingan perencanaan program kerja satuan pendidikan maupun pendampingan terhadap pelaksanaan program kerja satuan pendidikan tergantung pada jenis situasi yang sedang dihadapi oleh coachee.
1. PERCAKAPAN UNTUK PERENCANAAN
Percakapan ini terjadi sebelum coachee memulai terlibat dalam suatu kegiatan atau melakukan suatu tugas. Percakapan ini juga bisa dilakukan saat mendampingi kepala sekolah membuat perencanaan program kerja. Tujuan dari percakapan ini adalah merencanakan apa yang ingin dilakukan/dikembangkan/dicapai oleh kepala sekolah. Di tahap ini, tidak perlu menggali secara detail. Dapatkan informasi yang cukup spesifik tapi tidak terlalu detail karena akan lebih digali saat berefleksi atau kalibrasi. Saat melakukan percakapan perencanaan, pengawas sekolah dapat menggunakan form rencana pendampingan terlampir namun jangan minta coachee mengisi form tapi dapatkan jawaban melalui percakapan.
T-Tujuan
Tanyakan tujuan perencanaan; Apa yang ingin dicapai dengan program pengembangan/kegiatan.
I-Identifikasi & R-Rencana
Tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan/kegiatan
Identifikasi hal-hal yang harus disiapkan/dikembangkan
Identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu keberhasilan
Identifikasi dukungan yang diperlukan
TA-Tanggung Jawab
Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi
2. PERCAKAPAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH
Percakapan ini biasanya terjadi saat coachee menghadapi masalah, merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak berdaya, merasa tidak mampu, mengalami krisis, dan membutuhkan bantuan dari luar. Saat melakukan percakapan untuk pemecahan masalah coach perlu menjaga sikap terbuka, netral, dan ingin tahu. Jangan terbawa dalam “masalah coachee”. Apabila perlu gunakan gambar/mind map untuk membantu coachee bisa melihat dengan lebih jelas kondisi yang sedang dihadapi.
T-Tujuan
Menyepakati tujuan percakapan dan hasil percakapan
I (Identifikasi)
Ajak coachee menggambarkan/menjelaskan/mengungkapkan masalahnya
Ajak coachee melihat apa yang ingin dicapainya jika masalah hilang
Ajak coachee melihat faktor-faktor yang menyebabkan itu terjadi dan faktor-faktor yang bisa membuat hal itu hilang
R-Rencana Aksi
Ajak coachee memikirkan apakah memiliki gagasan untuk mengatasinya
Coach dan coachee bisa menggunakan sesi brainstorming
TA (Tanggung Jawab)
Sebelum percakapan berakhir, coachee menyimpulkan apa yang didapat dari percakapan
3. PERCAKAPAN UNTUK REFLEKSI
Percakapan ini terjadi coachee menyelesaikan sebuah aktivitas atau tugas, menyelesaikan suatu tantangan, dan saat coachee sedang ingin merefleksikan diri. Percakapan ini membantu coachee merefleksikan pengalamannya dan mengambil makna serta pembelajaran untuk menjadi lebih baik di kesempatan lain. Saat melakukan percakapan untuk refleksi upayakan untuk memberi banyak ruang hening untuk coachee. Izinkan coachee mengungkapkan refleksinya dengan bebas. Jaga presence untuk membantu menjaga “ruang” percakapan yang aman dan nyaman bagi coachee.
T (Tujuan)
Bangun suasana tenang saat melakukan refleksi
Menyepakati tujuan refleksi dari kegiatan yang dialami coachee
Menyepakati hasil percakapan
I & R (Identifikasi & Rencana Aksi)
Mulai dengan menanyakan apa yang didapat/dirasakan dari event/kegiatan/situasi yang direfleksikan
Tanyakan inspirasi apa yang timbul dari pengalaman/perasaan tersebut
Tanyakan apa yang sekarang jadi diketahui/dipahami/disadari oleh coachee
Tanyakan dari kesadaran itu apa yang akan dilakukan kedepannya
TA (Tanggung Jawab)
Tanyakan apa yang didapatkan dari percakapan?
Seorang coach perlu memiliki kesadaran terhadap tujuan percakapan yang dibutuhkan coachee sesuai konteks dan ketersediaan waktu saat percakapan terjadi. Sehingga dalam satu percakapan bisa mencakup beberapa tujuan. Contoh: setelah melakukan percakapan kalibrasi, coachee memulai percakapan untuk membahas rencana kegiatan yang akan dilakukan. Di saat itu coach perlu menyesuaikan dan mengubah arah alur percakapan menjadi sebuah percakapan perencanaan. Atau di sebuah percakapan refleksi, coachee terlihat frustrasi atau bingung. Saat itu coach dapat membuat keputusan menggunakan alur percakapan untuk memecahkan masalah dan membantu menggali coachee memahami situasi/kondisi yang sedang dihadapi sehingga bisa membuat keputusan-keputusan yang sesuai untuk mengatasi situasi/kondisinya.
4. PERCAKAPAN UNTUK KALIBRASI/EVALUASI
Kalibrasi artinya mengukur dan menyesuaikan kinerja diri dengan standar yang ditentukan. Tujuan percakapan kalibrasi adalah membimbing coachee melakukan kalibrasi terhadap standar yang berlaku. Percakapan ini dilakukan saat membicarakan kemajuan perkembangan diri coachee, saat coachee melakukan swanilai kinerja atau perkembangannya, atau saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap standar/kriteria tersebut. Percakapan dimulai dengan membahas hal-hal yang sudah baik. Gunakan hal-hal yang sudah baik untuk meningkatkan atau mengembangkan hal-hal yang belum sesuai target atau keinginan coachee. Berikan umpan balik sesuai data dan positif.
T (Tujuan)
Pastikan coach dan coachee dalam keadaan mental positif, siap untuk berpikir bersama, mampir hadir sepenuhnya agar coaching bisa berjalan sesuai prinsip coaching
Pastikan memiliki intensi yang tepat yaitu ingin terkoneksi bukan mengoreksi dan ingin memahami bukan memberi tahu
I & R (Identifikasi dan Rencana Aksi)
Mulai dengan mengajak coachee menilai apa hal-hal yang sudah baik
Lanjutkan dengan swa-nilai area yang menurut coachee dapat dikembangkan lagi
Sampaikan sudut pandang coach sebagai pengamat
TA (Tanggung Jawab)
Tanyakan kesimpulan dan apa yang akan dilakukan berbeda di kemudian hari