PERMASALAHAN 9
MEMBERI TANPA MENGINGAT, MENERIMA TANPA MELUPAKAN
Alkisah hiduplah sebatang pohon.
Pohon itu menyayangi seorang anak laki-laki.
Anak laki-laki itu kemudian memanjat batang si pohon.
Berayun dari dahan-dahannya dan memakan apelnya.
Anak laki-laki itu menyayangi si pohon dengan amat sangat.
Dan pohon pun bahagia.
Waktu pun berlalu …
Anak laki-laki itu semakin tumbuh besar.
Pohon seringkali sendirian.
Ia ingat bagaimana si anak laki-laki bisa membuatnya merasa bahagia.
Suatu hari, anak laki-laki itu datang kepada pohon.
Pohon pun berkata, “Sini, Nak. Kemarilah dan panjat batangku. Bermainlah di bawah naunganku dan berbahagialah.”
“Aku ingin uang. Bisakah kau memberiku uang?”
“Maafkan aku, aku hanya mempunyai daun dan apel. Ambillah apelku lalu juallah di kota. Nanti kau akan punya uang dan merasa bahagia.”
Anak laki-laki itu pun menuruti ucapan si pohon. Ia mengambil banyak apel dan menjualnya ke kota. Pohon pun bahagia bisa memberi dan membuat anak laki-laki itu bahagia.
Hingga suatu hari anak laki-laki itu datang lagi.
“Aku tidak punya rumah,” kata anak laki-laki.
“Kau bisa memotong dahan-dahanku dan membuat rumah darinya,” kata pohon.
Anak laki-laki itu pun melakukannya. Memotong semua dahan si pohon dan membawanya pergi untuk membangun rumah.
Pohon pun bahagia.
Waktu pun kembali berlalu.
Tak ada kabar dari anak laki-laki yang disayangi oleh si pohon.
Suatu ketika, anak laki-laki itu datang dengan keriput telah merambati wajahnya yang renta.
“Aku ingin sebuah perahu yang akan membawaku pergi jauh dari sini,” katanya.
Maka anak laki-laki itu memotong batang si pohon, membuat perahu dan berlayar.
Kali ini si pohon tidak terlalu bahagia.
Suatu kali, anak laki-laki yang semakin renta itu kembali datang.
Si pohon mengajaknya untuk bermain, tapi anak laki-laki itu menjawab, “Aku tidak membutuhkan banyak hal sekarang. Hanya tempat tenang untuk duduk.”
“Sebuah tunggul tua jelas bagus untuk diduduki dan dijadikan tempat beristirahat. Kemarilah, Nak. Duduklah dan beristirahatlah.”
Kemudian anak laki-laki itu melakukannya. Dan pohon pun kembali bahagia.
***